Kira-kira bulan lalu saat motor dipanaskan, saya mendengar ada suara tidak biasanya di bagian mesin Honda Vario 125, seperti ada bagian yang terlepas. Akan lebih jelas jika didengar dari bagian sebelah kanan motor, bunyinya seperti "klotok, klotok, klotok" berulang-ulang. Dulu tidak terlalu kedengaran, sekarang sudah nyaring dan tidak nyaman didengar.
Waktu itu, saya mengganti oli standar AHM dengan oli Pertamina Enduro Matic, dengan harapan bunyi mengganggu itu adalah gara2 oli dan akan hilang. Nah, hasilnya suara mesin jadi makin garang, meraung-raung ketika posisi gas tinggi, dan tarikan motor jadi lebih kencang, namun bunyi "klotok-klotok" tetap ada.

Akhirnya, saya putuskan untuk service ke bengkel AHASS di kawasan Kanaka Manado. Bagi bikers yang berdomisili di Manado dan sekitarnya, kawasan Kanaka adalah surganya para bikers. Toko-toko yang menjual spare-part mobil dan motor, dari asesoris hingga mesin, ada disepanjang jalan yang punya nama resmi Jalan Walanda Maramis ini. Bahkan menjelang malam, jalan lurus ini sering dijadikan tempat tes motor (drag-race) para bikers, yang motornya baru saja diperbaiki pada siang atau sore harinya.

Nah, setibanya di bengkel AHASS, kunci motor langsung diserahkan ke petugas di meja depan dan saya diberitahukan berada di urutan nomor 5 antrian. Masih ada lima motor lagi yang harus diperbaiki sebelum giliran Vario 125 saya tiba. Setelah kurang lebih sejam menunggu, nama saya pun dipanggil menghadap ke kepala mekanik dan langsung ditanyakan keluhannya. Tanpa banyak basa-basi saya pun langsung bilang (1) gas ngempos; (2) ada suara "klotok, klotok" di bagian mesin. Selesai. (kek laporan pemimpin upacara yak.. LOL)

Saya pun langsung diantar ke bagian servis dan seorang mekanik terlihat sudah mulai melepas seat plus bagasi dan bagian underseat motor (gambar dibawah ini).


Oh ya, ini kali pertama saya melihat mesin PGM-FI dari Vario 125, dan komentar pertama yang muncul dipikiran ini adalah, ternyata sangat berdebu. Memang bagian ini selalu luput saat motor dicuci. Banyak saran dari rekan2 bikers yang bilang bahwa bagian kolong bisa kena air, tapi jangan sampai ke arah mesin. Kecipratan boleh, asal jangan basah karena akan berdampak pada gangguan kelistrikan yang tentunya akan membuat settingan pada motor bisa berubah. Pendapat saya waktu itu, teknologi PGM-FI ini memang canggih, tapi kok jadi sedikit merepotkan yah.
Sewaktu bincang-bincang sedikit dengan mekanik AHASS, mereka pun menyarankan hal yang sama, untuk membersihkan area di seputara bagian mesin, bisa di-lap saja dengan lap kering, atau cukup menggunakan kemoceng. (jiaah..)


Sesudah melepas underseat, hal yang mereka lakukan kemudian adalah mengecek kelistrikan motor, cover tameng depan motor pun dibuka, dan ada beberapa kabel colokan yang terlihat diperiksa oleh mekanik. Hasilnya, tidak ada masalah pada kelistrikan. Syukurlah, karena info dari mekanik AHASS jika kelistrikan bermasalah, maka harus di-reset, dan biayanya lumayan mahal.


Selesai disitu, selanjutnya keluhan saya tentang gas yang ngempos mulai diteliti. Gas ngempos yang saya alami ciri-cirinya adalah sewaktu tuas gas diputar untuk waktu sekitar beberapa detik motor tidak punya tenaga, alias kosong, dan selanjutnya tenaga langsung full dengan tiba-tiba, rasanya persis seperti dijambak. Dan ini terjadi setiap kali saya menstarter motor ketika mesin dalam kondisi dingin, sedangkan jika sudah panas masalah gas ngempos jadi hilang. Dulu masalah ini tidak pernah muncul, cukup 5 menit saja setelah dipanaskan, motor bisa langsung dipakai tanpa ada efek gas ngempos itu. Sekarang butuh waktu sampai 15 menit, barulah efek gas ngempos itu hilang.  

Dari hasil tanya sana sini, belum banyak mekanik yang tahu persis solusi tentang masalah gas ngempos pada Vario 125 ini. Sedangkan, dari internet banyak yang bilang solusinya cukup dengan men-setting klep-in dan klep-out motor pada rpm tertentu. Saya coba sharing solusi ini dengan mekanik AHASS, mereka paham dan terlihat langsung memutar-mutar beberapa baut, melepas busi dan membersihkannya, dan lain sebagainya. Saya berharap masukan saya tersebut mereka aplikasikan pada servis kali ini, karena butuh waktu bagi saya untuk merasakan perbedaannya. 


Oke, masalah gas ngempos sudah, selanjutnya adalah suara "klotok, klotok" di bagian mesin. Beberapa orang mekanik AHASS lainnya ikut mendengarkan, dan mereka confirm akan suara tersebut. Terlihat mereka mengecek beberapa bagian mesin, dan hasil check-up mereka sedikit mengecewakan. Mereka bilang suara itu normal, alias biasa saja. Mereka menambahkan suara Vario 125 saya ini tergolong senyap, jika dibandingkan dengan Vario 125 lainnya yang mereka servis dua hari sebelumnya. Tidak puas, saya pun langsung bilang ke mekanik bahwa pertama kali motor ini saya pakai, tidak pernah muncul bunyi itu, dan mulai terdengar beberapa minggu setelah pulang dari perjalanan jauh Manado-Bolmong. Bukannya bertanya lebih jauh soal masalah suara tadi, para mekanik AHASS justru jadi ingin tahu performa Honda Vario 125 sesuai pengalaman saya itu. Mereka terkesan sewaktu tahu top-speed Vario 125 menyentuh 120 kpj, dengan konsumsi bbm yang sangat irit.

Akhirnya setelah sedikit tukar pendapat dengan para mekanik AHASS itu, saya pulang dengan hati sedikit dongkol, tidak puas karena "misi" tidak sepenuhnya tercapai, suara yang mengganggu itu masih ada apalagi ketika motor berhenti di lampu merah. Kesimpulannya, saya masih penasaran, tapi ada hal yang membuat senang. Ada ilmu dan tips yang saya dapat dari mekanik AHASS seputar Vario 125 diluar pengetahuan yang sudah saya dapat, memang tidak banyak namun lebih nyaman dan yakin jika mendengarnya langsung dari mekanik yang di-training oleh pembuat motor, khusus untuk menangani Vario 125 ini. Betul kan?! ;)
author
Erol Joudy
Freelance graphic designer, db-admin, WordPress addicted, Bayern München fans, Blogger.