Pilih GIF, JPEG, atau PNG?

Dihadapkan pada situasi yang mengharuskan untuk menentukan mana yang akan memberikan hasil terbaik, selalu bikin dilema. Menggunakan format berkas yang tepat untuk gambar yang akan dimuat pada website sangatlah penting. Memuat gambar yang memiliki piksel besar yang cenderung mirip dengan aslinya, tentu saja akan terlihat bagus dan menarik bagi pengunjung. Namun hal ini berdampak pada waktu pemuatan gambar dalam laman website yang memerlukan waktu lebih lama pada browser, disebabkan ukuran berkas gambar yang menjadi lebih besar. Membuat sebuah konten website yang bagus dan unik, namun tidak berat dalam proses pemuatannya pada browser, menjadi sebuah keharusan.

AFAIK (as far as i know), ada beberapa jenis berkas gambar yang umumnya digunakan yaitu GIF, JPEG, dan PNG. Berkas GIF dan JPEG sudah saya kenal sejak baru kenal dengan dunia komputer beberapa tahun yang lalu, dan baru tahu perbedaan dan kelebihan masing-masing format file tersebut setelah mengenal dunia internet. Sedangkan file PNG (baca ping) baru saya tahu dan kenal kelebihannya paling terakhir.


Format GIF (Graphic Interchange Format) merupakan format file yang paling banyak disarankan dan digunakan. Kelebihan yang dirasakan adalah,
  • ukuran file yang dihasilkan relatif kecil;
  • mampu menggabungkan beberapa gambar menjadi satu kesatuan dan menampilkannya secara bergantian (animasi);
  • warna latar belakang dapat dibuat transparan; dan
  • adanya teknologi interlacing yang akan membuat sebuah berkas dimuat secara utuh dengan kualitas yang ditampilkan secara bertahap.
Hal-hal inilah yang pada waktu awal belajar membuat konten website meyakinkan saya untuk senantiasa menggunakan GIF guna memperoleh hasil yang bagus dan ringan untuk dimuat pada browser. Hanya saja keterbatasan warna yang dihasilkan dari GIF membuatnya terlihat kurang bagus dan mozaik. Hal ini ternyata disebabkan komposisi warna yang dikandung GIF terbatas, dimana GIF hanya mampu menampilkan gambar 8 Bit atau sebanyak 256 warna, sehingga penggunaan pada image yang memiliki komposisi warna yang kompleks (seperti foto) akan menghasilkan kualitas yang buruk karena mengalami pengurangan jumlah warna.

Format JPEG (Joint Photograph Expert Graphics) adalah alternatif saya selanjutnya untuk memperoleh sebuah hasil yang memuaskan. Kelebihan dari format JPEG (baca jey-peg) adalah,
  • dukungan warna yang lebih dari 16 juta atau 24 bit, sehingga hasil yang maksimal dari sebuah gambar dapat diperoleh;
  • fitur kompresi kualitas gambar yang ditawarkan membuat saya dapat memilih besar kecilnya file gambar yang akan dihasilkan nantinya; dan
  • tersedianya fitur progressive JPEG, yang mirip seperti interlacing pada GIF.
Dengan diketahuinya kelebihan ini, maka saya pun mulai beralih pada penggunaan format berkas ini, walaupun dengan resiko dimana kemampuan untuk menghasilkan sebuah gambar animasi serta warna yang transparan tidak akan diperoleh dari format ini. Saya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan JPEG, dan hasilnya lumayan. Kadang-kadang saya mencoba untuk menggabungkan kedua format file ini dalam sebuah desain.

Format PNG (Portable Network Graphic) adalah format gambar paling terakhir yang saya ketahui dapat digunakan. Pertama kali saya melihat penggunaan file PNG setelah menemukannya dalam direktori sebuah game PC. File ini digunakan sebagai sebuah tekstur pendukung untuk karakter model dari game tersebut. Hanya saja pemanfaatannya dalam konten website baru saya ketahui belakangan, setelah membaca sebuah artikel tentang karakteristik dari file-file gambar yang banyak digunakan di dunia komputer. Adapun beberapa kelebihan dari format ini yang saya temui adalah,
  • punya semua kelebihan GIF;
  • fitur Interlacing 2 dimensi yang terbukti lebih baik jika dibandingkan dengan interlacing milik GIF;
  • tersedianya 2 format file yaitu PNG8 (256 warna) dan PNG24 yang membuat desainer dapat lebih leluasa memilih kualitas gambar; dan
  • teknik kompresi lossless yang digunakan akan menghasilkan ukuran file yang kecil dengan tidak mengalami penurunan kualitas gambar, bandingkan dengan JPEG yang menggunakan teknik kompresi lossy yang dipastikan akan membuat kualitas gambar menurun.
Dari berbagai sumber hasil googling saya mendapati bahwa ternyata PNG merupakan sebuah file produk opensource, dimana dapat digunakan secara bebas oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Berbeda dengan GIF yang merupakan sebuah file berlisensi yang dimiliki oleh Unisys dengan pemegang hak ciptanya ada pada CompuServe Incorporated, yang sejak tahun 1995 mengharuskan pengguna format file ini untuk membayar royalti kepada kedua pihak tersebut.

Jadi, pilih mana? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

author
Erol Joudy
Freelance graphic designer, db-admin, WordPress addicted, Bayern München fans, Blogger.